Biadab! Modus 'mengajari mewarnai' Berujung Petaka, Mandor Perhutani "H" Diduga Cabuli Lebih dari Satu Bocah Di Batang

Biadab! Modus 'mengajari mewarnai' Berujung Petaka, Mandor Perhutani "H" Diduga Cabuli Lebih dari Satu Bocah Di Batang

Kamis, 25 September 2025

Tribun Roban Televisi - BATANG - Kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur yang melibatkan H (45), salah seorang yang sekarang ini diketahui sebagai mandor Perhutani di Kabupaten Batang, kini mulai terkuak ke publik. Aksi bejat terduga pelaku ini terungkap setelah sejumlah orang tua korban berani buka suara atas perbuatan keji tersebut.

Dari penelusuran awak media di Desa Kebumen, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, setidaknya ada tiga orang tua yang berani membeberkan kronologi mengerikan dari aksi H. Modus yang digunakan H terbilang licik: ia memancing para korban yang rata-rata masih berusia di bawah 7 tahun untuk datang dan bermain di rumahnya. Kamis, (25/9/2025).

"Ia sering menggunakan gambar lukis dan HP untuk memikat anak-anak," ujar salah satu warga. "Saat anak-anak asyik mewarnai, ia melancarkan aksi bejatnya dengan modus mengajari sambil memangku korban, meraba-raba, hingga memasukkan jari ke kemaluan korban."

Salah satu ayah korban berinisial W (47), menceritakan pengalaman pahitnya. "Anak saya pernah menginap di rumahnya (H), tapi tiba-tiba tengah malam menelepon pakai HP istrinya H minta dijemput," cerita W. "Begitu sampai rumah, anak saya langsung bilang 'Om H nakal, anunya anak saya dipegang-pegang'." Hingga kini, anak W masih trauma dan selalu ketakutan saat melewati rumah H.

Karena seluruh korban masih di bawah umur, identitas dan foto mereka tidak bisa kami publikasikan. Kasus ini diharapkan dapat menjadi peringatan bagi para orang tua untuk selalu mengawasi anak-anak mereka dan melaporkan setiap kejanggalan yang terjadi. 

Bila anda merasa keberatan dan dirugikan atas tayangan / berita ini, Silahkan anda menggunakan Hak Jawab atau Hak Koreksi sesuai Undang-Undang Pokok Pers No. 40 Tahun 1999” Kami wajib menayangkan. (red)